TARAKAN – Kabupaten Nunukan tampil penuh semangat Pekan Daerah (Peda) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) III Provinsi Kalimantan Utara, yang dibuka langsung oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, bertempat di halaman Islamic Center, Kota Tarakan, pada Senin (29/09/2025).
Dalam kegiatan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Nunukan mengikutsertakan sebanyak 100 peserta utama dari berbagai kelompok tani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian, Anthonia Tangdi Kamma, menjelaskan bahwa para peserta berasal dari berbagai kelompok, seperti KTNA, KSAT, dan kelompok-kelompok tani lainnya dari seluruh kecamatan di Nunukan.
Kehadiran mereka bukan sekadar memeriahkan acara, tetapi juga membawa hasil kerja keras dan inovasi dari lapangan.
“Pada kegiatan PEDA KTNA kali ini, kami membawa berbagai hasil produksi pertanian dari masing-masing kecamatan, sesuai dengan potensi lokal yang dimiliki, ini adalah bentuk nyata kontribusi petani kami,” kata Anthonia saat ditemui di lokasi acara, Senin (29/09/2025).
Di stan Kabupaten Nunukan, pengunjung dapat melihat beragam produk unggulan yang dibawa langsung dari daerah Kecamatan Krayan, ditampilkan beras Krayan yang terkenal pulen, gula tebu, kopi Krayan, garam Duluk, hingga kerajinan tangan dari rotan hasil karya pelaku usaha lokal.
Anthonia menyebut para pelaku usaha ini sebagai pelaku utama di sektor pertanian karena mereka tidak hanya bertani, tetapi juga mengolah hasilnya menjadi produk bernilai tambah.
Dari Kecamatan Sebatik, beberapa hasil yang dibawa adalah beras produksi Gapoktan Mamina Saek yang telah dipasarkan ke luar wilayah, termasuk ke Tarakan.
Sebatik juga menampilkan komoditas unggulan seperti kelapa pandan, kopra, dan kakao.
Salah satu produk baru yang menarik perhatian adalah Cokelat Maspul, hasil olahan dari kakao lokal yang dikembangkan oleh Gapoktan Maspul Jaya di Sebatik Tengah.
“Ini adalah bukti bahwa teknologi pengolahan sudah mulai berkembang di wilayah kami. Petani tidak hanya menjual hasil panen, tapi juga mampu mengolah dan menghasilkan produk siap jual,” ujar Anthonia bangga.
Sebatik juga membawa komoditas buah-buahan seperti mangga Mahatir, duku tanpa biji, ubi ungu berukuran besar, serta telur puyuh dari sektor peternakan unggas.
Meskipun hewan ternak seperti sapi tidak bisa dibawa ke lokasi acara, namun kegiatan peternakan tetap menjadi bagian penting dari pertanian di wilayah tersebut.
Tak kalah antusias, petani dari Kecamatan Lumbis dan Lumbis Selatan juga menunjukkan semangat tinggi, mereka membawa hasil panen hortikultura yang baru dipetik sehari sebelum kegiatan, menunjukkan kesiapan dan partisipasi aktif mereka dalam ajang ini.
Dalam kegiatan ini, Kabupaten Nunukan juga melibatkan pelaku UMKM yang telah menjadi mitra sektor pertanian, UMKM yang hadir merupakan mitra yang membeli langsung hasil panen dari petani dan mengolahnya menjadi produk olahan seperti keripik singkong dan camilan lokal lainnya.
Menurut Anthonia, ini adalah bentuk nyata dari pemberdayaan pangan lokal dan penguatan rantai nilai pertanian di tingkat desa.
Selain sebagai ajang promosi produk, keikutsertaan dalam PEDA KTNA juga dimanfaatkan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan para petani, Kabupaten Nunukan menjadikan acara ini sebagai sarana berbagi ilmu, pertukaran pengalaman, dan belajar teknologi pertanian terbaru.
“Di sini petani bisa belajar bagaimana cara memilih benih unggul, mengolah lahan dengan benar, hingga melihat langsung praktik hidroponik. Ini pengalaman yang sangat berharga,” jelas Anthonia.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini memberikan inspirasi baru bagi petani, karena mereka bisa melihat dan berdiskusi langsung dengan peserta dari daerah lain yang mungkin sudah menerapkan teknologi yang lebih maju.
“Kami sangat bangga dapat hadir di kegiatan ini, karena apa yang kami tampilkan di sini adalah hasil-hasil terbaik dari Kabupaten Nunukan, yang belum tentu dimiliki oleh kabupaten lain. Produk-produk kami seperti beras Krayan, garam Krayan, dan kakao olahan sudah dikenal di luar wilayah, dan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami,” katanya dengan senyum.
Anthonia menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa kegiatan PEDA KTNA adalah ruang yang sangat positif bagi pengembangan pertanian, Ia melihat KTNA sebagai wadah besar yang merangkul seluruh pihak dalam dunia pertanian, mulai dari petani, penyuluh, pelaku usaha, hingga pemerintah.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami yakin sektor pertanian di Kabupaten Nunukan akan terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan daerah maupun nasional,” tutupnya.(*)
Discussion about this post